TUGAS
INDIVIDU
“Analisis Struktur Fisik dan Batin dalam Puisi
“Pembungkus Tempe”
“Karya W.S. Rendra”

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Kajian Puisi
Dosen
Pengampu : Saptiana Sulastri, M.Pd.
OLEH
Rifki
Ardiyanto (311610025)
Kelas A Sore/ Semester
III
FAKULTAS
PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
INSTITUT
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN
GURU REPUBLIK INDONESIA
(IKIP PGRI) PONTIANAK
2017
Pembungkus
Tempe
Karya:
W.S. Rendra
Fermentasi asa
Mengharap sempurna
Bentuk utuh nan konyol
Rasa, karsa tempe
Pembungkus yang berjasa
Penuh kisah bertulis duka lara
Dibuang tanpa dibaca
Pembungkus tempe
Bukan plastik tapi kertas usang tak terpakai
Masihkah ada yang membelai sebelum membuangnya?
Fermentasi asa
Mengharap sempurna
Bentuk utuh nan konyol
Rasa, karsa tempe
Pembungkus yang berjasa
Penuh kisah bertulis duka lara
Dibuang tanpa dibaca
Pembungkus tempe
Bukan plastik tapi kertas usang tak terpakai
Masihkah ada yang membelai sebelum membuangnya?

A. Struktur
Fisik Puisi
a.
Tipografi,
puisi karya W.S. Rendra berjudul pembungkus tempe terdiri atas tiga bait, di
bait pertama terdiri atas empat baris kemudian bait kedua dan ketiga
masing-masing terdiri atas tiga baris.
b.
Diksi,
(pilihan kata). Kata yang di gunakan W.S. Rendra dalam puisinya yang berjudul
pembungkus tempe yaitu kata yang mempunyai pemaknaan khusus dalam penyampaian
puisi tersebut.
Contohnya : pada kata pembungkus yang berjasa, penulis
memaknai atau mengibaratkan pembungkus tersebut sebagai seseorang (manusia)
c. Pengimajian/
citraan.
1)
Citraan Penglihatan dalam puisi
Citraan penglihatan
ditimbulkan oleh indra penglihatan (mata). Citraan ini merupakan jenis yang
paling sering digunakan penyair. Citraan penglihatan mampu memberi rangsangan
kepada indra penglihatan sehingga hal-hal yang
tidak terlihat menjadi
seolah-olah terlihat.
Contoh citraan
penglihatan yang terdapat pada
puisi diatas :
Pada
baris pertama bait kedua “pembungkus
yang berjasa” dan baris kedua bait ketiga “bukan plastik tapi kertas usang
tak terpakai”, pembungkus, plastik ataupun kertas usang nampak oleh
2)
Citraan Pencicipan atau Pencecapan dalam puisi
Citraan pencicipan
disebut juga citraan gustatory, yakni citraan yang muncul dari puisi
sehingga kita seakan-akan mencicipi suatu benda yang menimbulkan rasa asin,
pahit, asam, manis, atau pedas.
Berikut contoh larik-larik puisi yang menimbulkan citraan pencicipan atau pencecapan.
Berikut contoh larik-larik puisi yang menimbulkan citraan pencicipan atau pencecapan.
Fermentasi asa
Mengharap sempurna
Bentuk utuh nan konyol
Rasa, karsa tempe
Mengharap sempurna
Bentuk utuh nan konyol
Rasa, karsa tempe
d. Kata Kongkret
Kata kongkret, yaitu kata
yang dapat ditangkap dengan indera yang memungkinkan
munculnya imaji. Kata-kata ini berhubungan dengan kiasan atau lambang.
Contohnya :
·
“pembungkus
yang berjasa” berartikan seseorang yang berjasa
·
“penuh
kisah bertulis duka lara” mencerminkan kehidupan seseorang yang penuh kisah
kesedihan.
·
“dibuang
tanpa dibaca” tidak diiraukan oleh orang disekitarnya, tanpa melihat jasa
sedikitpun darinya.
e.
Bahasa figuratif,
yaitu bahasa berkias yang dapat menghidupkan/ meningkatka
efek dan menimbulkan konotasi tertentu. Bahasa figuratif menyebabkan puisi
menjadi prismatis, artinya memancarkan banyak makna atau kaya akan makna.
Bahasa figuratif disebut juga majas.
1)
Personifikasi
Gaya bahasa ini seakan
menggantikan fungsi benda mati yang dapat bersikap layaknya manusia.
“pembungkus/
pembungkus” tempe yang diibaratkan sebagai manusia
2)
Metafora
Yaitu meletakkan sebuah objek
yang bersifat sama dengan pesan yang ingin disampaikan dalam bentuk ungkapan.Dari baris “Bukan plastik tapi kertas usang
tak terpakai” menandakan bahwa orang
tersebut tidak dikenang karena di anggap biasa saja.
f.
Versifikasi
Dalam menganalisis menggunakan verifikasi yaitu melihat dari rima yang
terkandung dalam puisi tersebut. Rima
adalah persamaan bunyi pada puisi, baik di awal, tengah, dan akhir baris puisi.
Pada beris yang terdapat pada bait pertama memiliki empat
baris yang akhirannya berbeda-beda. Di bait kedua terdapat tiga baris dengan
akhiran yang sama yaitu a-a-a. Kemudian pada bait ketiga terdiri atas 3 baris
dengan akhiran yang berbeda beda.
B. Analisis
Struktur Batin
a. Tema
Tema adalah pokok
pikiran dari sebuah
cerita, begitu pula pada puisi. Puisi karya W.S. Rendra yang berjudul
pembungkus tempe mengandung tema “jasa seseorang yang diabaikan”
b.
Rasa (feeling)
Rasa yaitu sikap penyair terhadap pokok
permasalahan yang terdapat dalam puisinya. Perasaan yang terkandung dalam puisi tersebut adalah perasaan yang
sedih dan memprihatinkan, Yang terdapat pada bait kedua dan ketiga.
Pembungkus
yang berjasa
Penuh kisah bertulis duka lara
Dibuang tanpa dibaca
Pembungkus tempe
Bukan plastik tapi kertas usang tak terpakai
Masihkah ada yang membelai sebelum membuangnya?
Penuh kisah bertulis duka lara
Dibuang tanpa dibaca
Pembungkus tempe
Bukan plastik tapi kertas usang tak terpakai
Masihkah ada yang membelai sebelum membuangnya?
c.
Nada
Dalam puisi tersebut bernadakan mengajak para pembaca untuk dapat
menyadari bahwa betapa perlunya menghargai jasa seseorang.
d.
Amanat
Agar kita bisa menghargai jasa-jasa seseorang meskipun jasa yang
diberikannya kecil untuk kita.
No comments:
Post a Comment