IBX5AF993069F89B sastraindonesia

Pages

Wednesday, May 16, 2018

sastra nusantara, sastra kabupaten sanggau serta analisisnya


KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah pada mata kuliah “Sastra Nusantara” tepat pada waktunya.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu didalam penyususnan makalah ini diantaranya:
1.      Ibu Melia, M.Pd. selaku dosen pembimbing mata kuliah Sastra Nusantara
2.      Orang tua yang telah memberi dukungan yang berupa materi dan non materi.
3.      Teman satu kelompok yang telah bekerja sama demi makalah ini
Tentunya terdapat kekeliruan di dalam pembuatan makalah ini yang tidak kami sadari. Oleh karena itu kritik dan saran sangat diharapkan oleh kami dari pembaca sekalian untuk memperbaiki makalah ini dimasa yang akan datang. Akhir kata, kami ucapkan semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca. Sekian dan terima kasih.






                                                                            Pontianak, 06 oktober 2017
                                                                            Penulis


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR                                                                                 i
DAFTAR ISI                                                                                                 ii
BAB I PENDAHULUAN                                                                            1
A.    Latar Belakang                                                                                    1
B.     Rumusan Masalah                                                                               1
C.     Tujuan                                                                                                 1
BAB II SASTRA DAERAH SANGGAU                                                   2
A.    Kisah Putri Dara Nante                                                                       2
B.     Analisis Kisah Putri Dara Nante                                                         8
C.     Lagu Bumi Dara Nante                                                                       10
D.    Kisah Pancur Aji                                                                                 10
BAB III PENUTUP                                                                                      11
A.    Kesimpulan                                                                                         11
B.     Saran                                                                                                   11




BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Sastra Nusantara merupakan sastra kepulauan, dimana sastra ada sejak indonesia belum lahir. Disebut Sastra Nusantara karena sastra tersebut lahir atau ada sebelum 1928.  Berdasarkan hal tersebut  maka dari sekian banyak pulau dan wilayah tentunya memiliki sebuah karya sastra yang menjadi warisan sekaligus kekayaan serta kebanggaan bagi wilayah tersebut dan khususnya indonesia. Seperti halnya dengan Provinsi Kalimanta Barat, khususnya Kabupaten Sanggau. Beberapa diantaranya seperti cerita rakyat dari Kabupaten Sanggau. Cerita rakyat merupakan cerita yang diperkenalkan kepada masyarakat sekitar dari mulut kemulut, meskipun terdapat cerita rakyat yang berbentuk tulisan tetapi pada dasarnya tulisan tersebut juga di peroleh dari cerita dari mulut-kemulut karena cerita rakyat tidak diketahui penciptanya.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana kisah cerita Pancur Aji ?
2.      Bagaimana kisah cerita Dara Nante ?
3.      Siapa saja tokoh yang ada dalam cerita Dara Nante ?

C.    Tujuan Penulisan
1.      Agar mengingat kembali kisah cerita rakyat Sanggau
2.      Mengetahui dan mencintai warisan dari daerah kita



BAB II
SASTRA DAERAH SANGGAU
A.    Kisah Putri Dara Nante
"PUTRI DARA NANTE
Cerita orang-orang zaman dulu,asal mula kerajaan Sanggau adalah keturunan DaraNante. sementara Dara Nante itu bukan orang Sanggau asli. orang dulu di negeri johor,malaysia ada kerajaan yang rajanya itu mempunyai dua orang anak laki-laki. waktu raja meninggal dunia kedua anaknya diberi daerah kekuasaan yang wilayahnya sangat besar. karena si abang serakah dan tama', maka ia ingin berkuasa terhadap semua daerah kerajaan yang ditinggali oleh almarhum ayahnya.
Karena sang adik tidak mau mendengarkan pendapat sang abang akhirnya terjadilah perang diantara mereka. ketika peperangan rupanya sang adik mengalami kekalahan, lalu dengan rombongan mereka yang masih hidup lari menggunakan kapal dan berlayar hingga mereka menemukan kampung darat. kampung darat adalah kampung bongkal tempat rombongan sang adik singgah, mereka singgah harus melalui persetujuan orang kampung dan ketua adat. perlu diketahi bahwa sang adik dari kerajaan johor itu adalah ayah DaraNante. dalam pelarian, ayah DaraNante tidak lagi dipanggil Raja tapi cukup di panggil Pak tua dan istrinya Bu Tua sedangkan anaknya DaraNante. kehidupan sehari-hari kini tidak seperti yang dulu lagi,sekarang kehidupan mereka bertolak belakang dengan yang dulu.mereka hidup bersama orang-orsng kampung asli. dengan ditolong orang-orang yang ikut lari.dara disuruh memasak oleh Ibu dan Ayahnya,mencuci pakaian,dan mengemas rumah. Dara anak yang rajin,sopan dan tidak sombong. dia dikenal dengan anak yang pandai bergaul semua orang kampung sangat suka dengannya. Dara memiliki rambut yang lebat dan hitam sepinggang,ia suka sekali menyanggul rambutnya. walaupun begitu ia masih saja terlihat cantik seperti seorang putri. pada suatu hari terdengar berita yang tidak enak didengar di kampung ongkal. yaitu Dara anak Pak tua telah hamil dengan tidak memiliki suami,tentunya orang tua Dara terkrjut mendengar berita itu,karena selama ini Dara dikenal sebagai anak yang baik sudah mencoret nama baik mereka dihadapan orang kampung. bemacam-macam hinaan, cemohan, dan kata-kata yang kurang sedap selalu terdengar dari orang kampung. tapi Dara tak menghiraukan dengan semua itu,sebab dia sendiri tidak tau apa yang terjadi dengan dirinya. orang tuanya telah berusaha berbicara dengan Dara agar mau mengakui siapa yang telah menghamilinya. setelah ditanya, Dara tetap saja menjawab tidak tau siapa yang telah menghamilinya. menurut kpercayaan,orang yang hamil tidak ada suami adalah hal yang tabu dan melanggar hukum adat. kalau tidak cepat-cepat diselesaikan akanmembawa mala petaka dikampung,sebab orang kampung takut disumpah tuhan. semua orang kampung meminta ketua adat dan pemuka kampong cepat menyelesaikan masalh ini. urang tua Dara baru saja pulang dari uma, kemudian datang orang yang disuruh ketua adat, menyuruh mereka ke Balai Adat malam ini dengan Dara untuk bercerita sebenarnya apa yang sedang terjadi dengan anak gadisnya. malam harinya Dara disidang dengan bermacam-macam pertanyaan diajukan yang menyangkut masalah kandungannya. tapi jawaban yang keluar dari mulutnya sama dengan jawaban yang di berikan ke orang tuanya. tapi orng tua Dara tidak dapat menerima keputusan,sebab kita semua tidak tau apakah benar anak gadisnya tidak memiliki bukti yang jelas. bisa saja anak gadisnya itu mengidap penyakit. maka ayah Dara mengadakan acara berdukun, usul ayah Dara diterima dan hukuman yang dijatuhkan ke Dara di cabut dulu.upacara berdukun di adakan pada malam pagi. dalam upacara nya nanti, dukun minta disiapkan lilin,utan, cermin,bokong,beras perotih, daun sabang tiga lembar yang sudah diikat dengan kain merah hitam,kain merah hitam untuk ikat kepala,tikar kodo,perabun,danlain-lain. semua ramuan di masukkan dalam bokong dan daun sabang disimpan di atas tepung yang fungsinya untuk mengibas-ngibas tubuh Dara,dan tikar kodo digulung kemudian Dara masuk kedalamnya. malam yang ditentukan sudah tiba,semua orang kampung bongkal pada datang semua dan berkumpul dibalai adat. ada juga ketua adat, pemuka masyarakat, dukun,Dara bersama orang tuanya. upacara dimulai,Dara disuruh duduk dengna mata tertutupi dengan kain merah hitam,kemudian ditutupi dengan tikar kodo yang sudah digulung. asap perabun ditengah ruang tempat berkumpulnya orang kampung.mulut dukun komat-kamit membaca mantra untuk memanggil imai dengan menari-nari lalu duduk bersila dengan muka seram karena sudah termasuk imai yang dipanggil melalui mantra-mantra yang dibaca. mata yang tadinya terpejam lalu perlahan dibuka dan dukun meminta satu orang membukakan gulungan tikar dan dukun mengambil daun sabang lalu dicelupkan ketepung tawar,kemudian di percik-percikkan ke tubuh Dara. cermin dibaringkan lalu dukun bilang kalau dara memang hamil,untuk melihat siapa suaminya tunggu pada saat anaknya sudah lahir. "kenapa begitu Kek?"tanya ketua adat. sebab dia hamil begini bukanlah kemauannya sendiri, semuanya diluar kesadaran dan ini merupakam kemauan tuhan. pada saat anakny beerusia 8 tahun baru akan ketahuan siapa ayah dari anak dara. nanati kalau anaknya sendiri akan menunjukkan siapa ayahnya. jadi hukuman yang dijatuhkan ke Dara dicabut dulu sebab kalau tidak,maka kita yang akan kena bala. hari berganti minggu dan minggu berganti bulan kandungan Dara sudah semakin membesar. tinggal menunggu hari kelahiran saja dan menunggu anaknya berusia 8 tahun, Dara suka duduk melamun didepan rumah seperti ada yang ditunggu. karena sukanya melamun dia sering ditegur orang yang lalu lalang melewati halaman rumahnya. "apa yang kau tunggu,setiap hari duduk melamun begitu?"."endak,aku lagi melihat anakku yang lagi bermain." sahut dara. karena seringnya ditegur orang yang lewat,maka nama yang awalnya Dara menjadi Dara Nante yang artinya Dara yang nunggu seseirang. tidak terasa sudah 8 tahun umur anak Dara Nante.semua orang tidak lupa dengan apa yang dikatakna dukun. terutama Dara Nante yang tidak sabar ingin tahu siapa suaminya.dan bagaimana ia bisa hamil. hari yang sudah ditentuka telah tiba, orang kampung berkumpul di balai adat. pada hari itu banyak orang kampung bongkal tidak pergi ke uma sabab mereka semua mau tahu siapa suami darai Dara Nante. Acara dimulai dengan bedukun. lalu pak dukun bertanya dengan ujang yang duduk bersila dengan ibunya diatas tikar kodo. "nang, kamu tahu siapa ayah kamu dan dimana dia tinggal?"tanya pak dukun. "aku ajom tau siapa ayah saya,tapi kalau mereka ingin tahu siapa ayah saya, caranya mudah sekali. tolong carikan saya tangui. nanti kalau tangui ini saya lempar, kepala siapa yang akan di tungkup oleh tangui ini maka itulah ayah saya. sebenarnya dukun sudah tau apa yang akan dikatakan ujang, tapi untuk memestikan orang kampung birkanlah ujang sendiri yang bilang caranya. pak dukun mengambil tangui kemudian rambut ujang di potong 3 helai dan diselipkan ditangui bagian bawah."mengapa rambut ujang diselipkan disini pak dukun?"tanya Dara Nante, rambut ini nantinya yang akan mencari dari mana ia berasal. kemudian tanggui itu dilemparkan oleh si ujang dan berputar-putar keangkasa menuju kearah hulu.melihat arah tanggui, maka ketua adat segera memerintahkan para pemuda kampung untuk menyiapkan peralatan dan mengikujti arah tnggui itu. dengan rasa persaudaraan dan gotong royong yang tinggi,para pemuda kampung segera menyiapkan perahu beserta perlengkapannya dan segera mengikujti kemana arah tanggui itu. sudah dua hari dua malam rombongan Dara Nante dalam perjalanan, hingga sampailah mereka pada sebuah desa,yhaitu Desa entabai. di desa ini tanggui itu berputar-putar dan jatuh ketanah. mereka berfikir sejenak bahwa mungkin orang yang mereka cari ada di desa ini. kemudian tanggui itu dilempar lagi oleh si ujang dan berputar-putar menuju kearah hulu kampung tersebut. setelah berputar beberapa kilometer kearah hulu, tanggui itu lalu jatuh menutupi kepala Babai Cinga yang sedang mencangkul. Sedikit diceritakan latar belakang kehidupan Babai Cinga. Babai Cinga memiliki beberapa orang saudara. ia berasal dari desa Entabai. ia mengidap penyakit kulit berupa lepra atau kuru yang sangat menjijikan. melihat keadaan Babai Cinga yang begitu menjijikan,masyarakat kampung Entabai merasa resah dan takut kalau-kalau penyakit itu akan menular kepada mereka. akhirnya atas kesepakatan bersama Babai Cinga diasingkan kesebuah daerah yang tidak ada penduduknya. sekarang desa itu bernama desa nanga jeri. didesa inilah Babai Cinga hidup sendirian. ia membangun pondok dan bercocok tanam sebagaimana hidup orang suku dayak pada waktu itu. dalam pengasingannya itulah akhirnya Babai CInga ditemukan oleh rombongan Dara Nante dan anaknya,dan akhirnya Babai Cinga dibawa oleh rombongan tersebut berangkat kembali ke Desa Bongkal. sesampainya di desa Bongkal, mereka disambut oleh masyarakat kampung yang ingin mengetahui siapa suami Dara Nante dan bagaimana rupa wajahnya. tetapi alangkah terkejut dan jijiknya orang kampung, terlebih-lebih orang tua Dara Nante melihat orang yang memakai tanggui yang dibawa oleh pemuda kampung."beginikah suami anakkku? alangkah malangnya nasib anakku,"keluh Ibu Dara Nante. setelah termangu beberapa saat, ketua adat mempersilahkan Babai Cinga untuk naik ke rumah dan berkumpul kembali di balai adat. mkemudian ketua adat mempersilahkan Pak Dukun untuk bertanya mengenai hal-hal yang berhubungan dengan orang yang dihadapan mereka itu. "sispa namamu, nak?" tanya pak dukun . "nama saya Babai cinga," kamu berasak dari kampung mana dan apakah tanggui telah menyungkup kepalamu?"yanta pak dukun lagi. "saya berasal dari kampung entabai dan tanggui ini telah menyungkup kepala sayaketika saya sedang mencangkul dikebun,"jawab Babai Cinga seadanya dengan masih diliputi perasaan bingung dengan keadaan disekelilingnya. belum habis rasa bingungnya itu kemudian pak dukun berbicara lagi."{bagaimana Dara Nante,apakah kamu mau menerima Babai Cinga ini menjadi suamimu?" tanya pak dukun sambil menunjukkan jarinya kearah Babai Cinga yang sedang duduk dalam kebingungan. "sesuai dengan janji dan hasil berdukun,maka saya terima Babai Cinga menjadi suami saya walau bagaimana pun keadaannya, tegas Dara Nante sambil memandang babai cinga tanpa memperlihatkan perasaan jijik. mendengar jawaban dara nante,penduduk kampung bongakl gempar,apalagi babai cinga bingungnya semakin menjadi-jadi sehingga akhirnya ia pun bertanya"apa yang sebenarnya terjadi disini?". melihat babai cinga bingung,pak dukun pun bercerita tentang hal yang menimpa dara nante, mengapa dia dibawa kemari untuk dijadikan suami dara nante. mendengar penjelasan pak dukun,babai cinga semakin bingung. bagaimana mungkin ia ditempat perasingan yang jauh dihulu desa entabai dapat membuat dara nante menjadi hamil. inilah yang perlu diketahui oleh semua orang,bagaimana dara nante bisa hamil oleh babai cinga. Mulailah 'pak dukun bercerita, babai cinga di perasinagnnya selalu menanam mentimun dan mentimun itu selalu berbuah dengan lebatnya sehingga merambat sampai ketepi sungai dan dihulunyababai cinga membangun sebuah jamban. tanpa disadari salah satu dari buah mentimun yang bergelantungan mengenai air sungai,setiap babai cinga buang air kecil, selau saja mengenai buah mentimun itu. lama kelamaan buah mentimun itu lepas dari tangkainya dan kemudian hanyut ke daerah tempat dara nante tinggal.dan ditemukan oleh dra nante. kemudian mentimun itu di makan oleh dara nante akhirnya dara nante pun menjadi hamil.demikian akhir cerita pak dukun dan untuk mempertegas ceritanya maka bertanyalah pak dukun" apakah benar kamu ada menanam buah mentimun ditempat pengasinagnmu?"tanya pada babai cinga. 'benar pak dukun",jawab babai cinga dengan perasaan sedikit lega karena kebingungannya itu sedikit terjawab."dara nante coba kamu ingat-ingat ,apakah benar delapan tahun yang lalu kamu menemukan dan memakan buah mentimun yang hanyut dari hulu sungai?"tanya pak dukun lagi. dara nante yang duduk berdampingan dengan si ujang,menjawab'benar pak dukun,waktu itu kamisedang mandi beramai-ramai diungai,tiba-tiba saya melihat buah mentimun yang hanyut,kemudian saya ambil dan saya makan buah mentimun itu".jadi jelaslah sudah semua permasalahannya. untuk selanjutnya kita serahkan saja kepada kedua orang tua dara nante dan babai cinga. atas saran dari ketua adat maka ditentukan hari pernikahan merek ayaitu dua hari setelah hari ini. pada hari yang ditentukan semua warga kampung bingkal hadir pada upacara pernikahan itu. setelah pesta pernikahan usai dan tamu-tamu pun sudah pulang kecuali pak dukun,ketua adat dan beberapa pemuka masyarakat lainnya diminta untuk tinggal sebentar oleh orang tua dara nante. mereka meminta bantuan mengenai satu hal lagi yaitu mengenai penyakit babai cinga. ayah dara nante bertanya pada pak dukun,apakah penyakit babai cinga dapat diobati?" mendengar pertanyaan ayah dara nante, pak dukun tersenyum dan menjawab,"jangan khawatir pak tua,penyaki tbabai cinga akan disembuhkan oleh dara nante sendiri sebab ini bukan penyakit biasa melainkan penyakit kutukan. kutukan itu akan hilang apanila ada orang yang menyayanginya. siapa yang telah mengutuknya,pak dukun?"tanya ibu dara nante keheranan. siapapun yang mengutuknya kita tidak perlu tahu, itu rahasia babai cinga.untuk menyembuhkannya, setiap babai cinga mandi suruh dara nante menggosok seluruh badannya dengan sabut kelapa,"jawab pak dukun sambil memberi penjelasan pada orang tua dara nante. maka di bawalah babai cinga mandi kesungai di bantu dara nante dengan menggosokkan badan suaminya. dan keanehan pun terjadi, setiap badan babai cinga di celupkan ke air sedikit demi sedikit kuru (kudis) yang menempel di tubuhnya hilang. dara nante pun heran melihat keajaiban itu, untuk menjawab keheranan itu ketika suaminya mencelupkan badannya ke air,ia pun ikut menyelam dan dilihatnya penyakit kuru suaminya dimakan ikan-ikan kecil bergaris merah yang oleh penduduk setempat dinamakan ikan korak. melihat kejadian itu,dara nante bersumpah bahwa semua keturunannya tidak boleh memakan ikan korak tersenut karena jasa ikan korak inilah babai cinga sembuh dari penyakitnya dan kulitnya dpat kembali normal seperti sedia kala. setelah babai cinga memiliki beberapa orang anak,mereka pun pindah kesebuah desa yang mereka bangun sendiri yaitu SANGGAU namanya.
B.     Analisis Kisah Putri Daranante
Cerita Dara Nante merupakan cerita yang disampaikan dari mulut-kemulut, biasanya cerita disampaikan kepada orang tua kepada anaknya sebagai suatu pengisi waktu senggang antara orangtua dan anak, tetapi ada juga cerita yang telah dibukukan agar generasi muda sanggau mengetahui cerita yang berasal dari wilayahnya. Kini Dara Nante digunakan sebagai nama keraton sanggau yang letaknya ada di muara kantu.
Yang akan dianalisis dari cerita rakyat di atas :
·         Unsur intrinsik
·         Penokohan
·         Amanat
·         Sipnosis
a)      Unsur intrinsik
Ø  Tema                      : kesalahpahaman terhadap Daranante
Ø  Alur                       : campuran
Ø  Sudut pandang      : Orang ketiga
Ø  Latar                       
o   Tempat                  : Kabupaten Sanggau
o   Waktu                    : Dari hari ke hari
o   Suasana                 : Menegangkan
Ø  Tokoh :
Dara Nante
Babay Cinga
Ayah Dara Nante
Ibu Dara Nante
Anak Dara Nante
Dukun
Kepala Adat
b)      Penokohan
Dara Nante, jujur, dan selalu sabar menghadapi masalah-masalah;
Babay Cinga, tabah dan sabar menghadapi masalahnya;
Ayah Dara Nante, jujur dan bersemangat membangun kehidupan;
Ibu Dara Nante, pengertian, penyabar dan sayang terhadap putrinya;
Anak Dara Nante, ceria;
Dukun, Ahli, dalam pekerjaan dan dapat mencairkan suasana;
Ketua Adat, selalu menaati aturan.
c)      Amanat
Sabarlah menghadapi cobaan hidup, karena pasti tuhan telah merencanakan jalan keluar untuk kita.
d)     Sinopsis
Berawal dari cerita seorang putri yang tiba-tiba saja membuat riuh warga desa karena kehamilannya. Putri tersebut juga tidak mengetahui penyebab kehamilannya, karena ia tak perhah berhubungan dengan pria manapun. Karena hal itu menurut kepercayaan ,semua warga desa hendak menghukumnya karena jika tidak akan timbul masalah di kampung tersebut. Sampai akhirnya dipanggil seorang dukun untuk melihat siapa sebenarnya suami putri tersebut. Hasilnya, harus menunggu anak dari kandungan tersebut berusia delapan tahun barilah bisa mengetahui ayah siapa ayahnya.
C.    Lagu Bumi Daranante
Bumi daranante...
Tanah leluhur sanggau..
Berawal dari kisah...
Putri nan jelita..
Dara Nante kini kenangan
Bagi kemi semua..
Kenangan di hati kami
Untuk membangun Sanggau
Kini tanah Sanggau
Manis indah dan permai
Sejuk tentram dan damai
Bumi dara nante
D.    Kisah Pancur Aji
Pancur Aji terletak di Kecamatan Kapuas, Kabupaten Sanggau. Orang-orang zaman dulu percaya saat airnya pasang akan muncul pusaran air yang besar dan akan muncul air terjun 7 tingkat. Konon katanya jika bermain di Pancur Aji harus menjaga sikap dan ucapan yang akan diucap kalau tidak penjaganya akan marah. Misalnya ketika orang berucap kotor dan kalau orang yang berkunjung melakukan hal diluar batas maka bisa saja orang tersebut bisa ditenggelamkan oleh penjaga tempat tersebut, dan konon katanya penjaga tempat tersebut masih menjaga Pancur Aji sampai sekarang. Di Pancur Aji selain memiliki penjaga juga memiliki benda mistis yang dipercaya masyarakat sekitar milik penjaga Pancur Aji.


BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Cerita rakyat merupalan warisan budaya kita dan merupakan suatu Sastra Nusantara yang diturunkan gari generasi ke generasi, dari zaman ke zaman. Perlu adanya kesadaran bagi diri kita untuk terus mengingat serta melestarikannya agar generasi kita kita yang selanjudnya mengetahui pula cerita yang ada di daerahnya. Dengan begitu maka Sastra Nusantara terutama yang ada di daerah kita dapat terus di ingan oleh masyarakatnya.
Dasar yang perlu kita tanamkan yaitu kemauan bagi diri kita untuk mengingatnya; kemauan kita untuk membagikannya kepada anak cucu kita, baik sebagai pelipur lara ataupun sebagai hiburan semata. Hal itu akan berguna bagi pengetahuan anak cucu kita tentang daerah asalnya, daerah dimana tempat ia dilahirkan.

B.     Saran
Untuk para generasi penerus, jangan segan untuk berbagi karya Sastra Nusantara kepada generasi penerus kita, untuk menjaga kelestariannya hingga sastra tersebut akan tetap ada hingga generasi generasi berikutnya.
Untuk para pendidik juga perlu untuk mengingat dan mengetahui warisan Sastra Nusantara, agar dapat mambagikannya kepada peserta didik kita.