KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat
dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah pada mata kuliah “Sastra Nusantara” tepat pada waktunya.
Kami juga mengucapkan
terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu didalam penyususnan makalah
ini diantaranya:
1.
Ibu Melia, M.Pd. selaku dosen pembimbing
mata kuliah Sastra Nusantara
2.
Orang tua yang telah memberi dukungan
yang berupa materi dan non materi.
3.
Teman satu kelompok yang telah bekerja
sama demi makalah ini
Tentunya terdapat kekeliruan di dalam pembuatan makalah ini yang tidak kami
sadari.
Oleh karena itu kritik dan saran sangat diharapkan oleh kami dari pembaca
sekalian untuk memperbaiki makalah ini dimasa yang akan datang. Akhir kata, kami ucapkan semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca. Sekian dan terima kasih.
Pontianak,
06 oktober 2017
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR i
DAFTAR
ISI ii
BAB
I PENDAHULUAN 1
A. Latar
Belakang
1
B. Rumusan
Masalah
1
C. Tujuan
1
BAB
II SASTRA DAERAH SANGGAU 2
A.
Kisah Putri Dara Nante
2
B.
Analisis Kisah Putri Dara Nante
8
C. Lagu Bumi
Dara Nante
10
D. Kisah Pancur Aji
10
BAB
III PENUTUP 11
A. Kesimpulan
11
B.
Saran
11
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sastra
Nusantara merupakan sastra kepulauan, dimana sastra ada sejak indonesia belum
lahir. Disebut Sastra Nusantara karena sastra tersebut lahir atau ada sebelum
1928. Berdasarkan hal tersebut maka dari sekian banyak pulau dan wilayah
tentunya memiliki sebuah karya sastra yang menjadi warisan sekaligus kekayaan
serta kebanggaan bagi wilayah tersebut dan khususnya indonesia. Seperti halnya
dengan Provinsi Kalimanta Barat, khususnya Kabupaten Sanggau. Beberapa
diantaranya seperti cerita rakyat dari Kabupaten Sanggau. Cerita rakyat
merupakan cerita yang diperkenalkan kepada masyarakat sekitar dari mulut
kemulut, meskipun terdapat cerita rakyat yang berbentuk tulisan tetapi pada
dasarnya tulisan tersebut juga di peroleh dari cerita dari mulut-kemulut karena
cerita rakyat tidak diketahui penciptanya.
B. Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana
kisah cerita Pancur Aji ?
2.
Bagaimana
kisah cerita Dara Nante ?
3.
Siapa saja
tokoh yang ada dalam cerita Dara Nante ?
C. Tujuan
Penulisan
1.
Agar
mengingat kembali kisah cerita rakyat Sanggau
2.
Mengetahui
dan mencintai warisan dari daerah kita
BAB II
SASTRA DAERAH SANGGAU
A.
Kisah Putri Dara Nante
"PUTRI DARA NANTE”
Cerita orang-orang zaman dulu,asal mula kerajaan Sanggau adalah
keturunan DaraNante. sementara Dara Nante itu bukan orang Sanggau asli. orang
dulu di negeri johor,malaysia ada kerajaan yang rajanya itu mempunyai dua orang anak laki-laki. waktu raja meninggal dunia kedua anaknya diberi
daerah kekuasaan yang wilayahnya sangat besar. karena si abang serakah dan
tama', maka ia ingin berkuasa terhadap semua daerah kerajaan yang ditinggali
oleh almarhum ayahnya.
Karena
sang adik tidak mau mendengarkan pendapat sang abang akhirnya terjadilah perang
diantara mereka. ketika peperangan rupanya sang adik mengalami kekalahan, lalu
dengan rombongan mereka yang masih hidup lari menggunakan kapal dan berlayar
hingga mereka menemukan kampung darat. kampung darat adalah kampung bongkal
tempat rombongan sang adik singgah, mereka
singgah harus melalui persetujuan orang kampung dan ketua adat. perlu diketahi
bahwa sang adik dari kerajaan johor itu adalah ayah DaraNante. dalam pelarian,
ayah DaraNante tidak lagi dipanggil Raja tapi cukup di panggil Pak tua dan
istrinya Bu Tua sedangkan anaknya DaraNante. kehidupan sehari-hari kini tidak
seperti yang dulu lagi,sekarang kehidupan mereka bertolak belakang dengan yang
dulu.mereka hidup bersama orang-orsng kampung asli. dengan ditolong orang-orang
yang ikut lari.dara disuruh memasak oleh Ibu dan Ayahnya,mencuci pakaian,dan
mengemas rumah. Dara anak yang rajin,sopan dan tidak sombong. dia
dikenal dengan anak yang pandai bergaul semua orang kampung sangat suka
dengannya. Dara memiliki rambut yang lebat dan hitam sepinggang,ia suka sekali
menyanggul rambutnya. walaupun begitu ia masih saja terlihat cantik seperti
seorang putri. pada suatu hari terdengar berita yang tidak enak didengar di
kampung ongkal. yaitu Dara anak Pak tua telah hamil dengan tidak memiliki
suami,tentunya orang tua Dara terkrjut mendengar berita itu,karena selama ini
Dara dikenal sebagai anak yang baik sudah mencoret nama baik mereka dihadapan
orang kampung. bemacam-macam hinaan, cemohan, dan kata-kata yang kurang sedap
selalu terdengar dari orang kampung. tapi
Dara tak menghiraukan dengan semua itu,sebab dia sendiri tidak tau apa yang
terjadi dengan dirinya. orang tuanya telah berusaha berbicara dengan Dara agar
mau mengakui siapa yang telah menghamilinya. setelah ditanya, Dara tetap saja
menjawab tidak tau siapa yang telah menghamilinya. menurut kpercayaan,orang
yang hamil tidak ada suami adalah hal yang tabu dan melanggar hukum adat. kalau
tidak cepat-cepat diselesaikan akanmembawa mala petaka dikampung,sebab orang
kampung takut disumpah tuhan. semua orang kampung meminta ketua adat dan pemuka
kampong cepat menyelesaikan masalh ini. urang tua Dara baru saja pulang dari
uma, kemudian datang orang yang disuruh ketua adat, menyuruh mereka ke Balai
Adat malam ini dengan Dara untuk bercerita sebenarnya apa yang sedang terjadi
dengan anak gadisnya. malam harinya Dara disidang dengan bermacam-macam
pertanyaan diajukan yang menyangkut masalah kandungannya. tapi jawaban yang
keluar dari mulutnya sama dengan jawaban yang di berikan ke orang tuanya. tapi
orng tua Dara tidak dapat menerima keputusan,sebab kita semua tidak tau apakah
benar anak gadisnya tidak memiliki bukti yang jelas. bisa saja anak gadisnya
itu mengidap penyakit. maka ayah Dara mengadakan acara berdukun, usul ayah Dara
diterima dan hukuman yang dijatuhkan ke Dara di cabut dulu.upacara berdukun di
adakan pada malam pagi. dalam upacara nya nanti, dukun minta disiapkan
lilin,utan, cermin,bokong,beras perotih, daun sabang tiga lembar yang sudah
diikat dengan kain merah hitam,kain merah hitam untuk ikat kepala,tikar kodo,perabun,danlain-lain.
semua ramuan di masukkan dalam bokong dan daun sabang disimpan di atas tepung
yang fungsinya untuk mengibas-ngibas tubuh Dara,dan tikar kodo digulung
kemudian Dara masuk kedalamnya. malam yang ditentukan sudah tiba,semua orang
kampung bongkal pada datang semua dan berkumpul dibalai adat. ada juga ketua
adat, pemuka masyarakat, dukun,Dara bersama orang tuanya. upacara dimulai,Dara
disuruh duduk dengna mata tertutupi dengan kain merah hitam,kemudian ditutupi
dengan tikar kodo yang sudah digulung. asap perabun ditengah ruang tempat
berkumpulnya orang kampung.mulut dukun komat-kamit membaca mantra untuk
memanggil imai dengan menari-nari lalu duduk bersila dengan muka seram karena
sudah termasuk imai yang dipanggil melalui mantra-mantra yang dibaca. mata yang
tadinya terpejam lalu perlahan dibuka dan dukun meminta satu orang membukakan
gulungan tikar dan dukun mengambil daun sabang lalu dicelupkan ketepung
tawar,kemudian di percik-percikkan ke tubuh Dara. cermin dibaringkan lalu dukun
bilang kalau dara memang hamil,untuk melihat siapa suaminya tunggu pada saat
anaknya sudah lahir. "kenapa begitu Kek?"tanya ketua adat. sebab dia
hamil begini bukanlah kemauannya sendiri, semuanya diluar kesadaran dan ini
merupakam kemauan tuhan. pada saat anakny beerusia 8 tahun baru akan ketahuan
siapa ayah dari anak dara. nanati kalau anaknya sendiri akan menunjukkan siapa
ayahnya. jadi hukuman yang dijatuhkan ke Dara dicabut dulu sebab kalau
tidak,maka kita yang akan kena bala. hari berganti minggu dan minggu berganti
bulan kandungan Dara sudah semakin membesar. tinggal menunggu hari kelahiran
saja dan menunggu anaknya berusia 8 tahun, Dara suka duduk melamun didepan
rumah seperti ada yang ditunggu. karena sukanya melamun dia sering ditegur
orang yang lalu lalang melewati halaman rumahnya. "apa yang kau
tunggu,setiap hari duduk melamun begitu?"."endak,aku lagi melihat
anakku yang lagi bermain." sahut dara. karena seringnya ditegur orang yang
lewat,maka nama yang awalnya Dara menjadi Dara Nante yang artinya Dara yang
nunggu seseirang. tidak terasa sudah 8 tahun umur anak Dara Nante.semua orang
tidak lupa dengan apa yang dikatakna dukun. terutama Dara Nante yang tidak
sabar ingin tahu siapa suaminya.dan bagaimana ia bisa hamil. hari yang sudah
ditentuka telah tiba, orang kampung berkumpul di balai adat. pada hari itu
banyak orang kampung bongkal tidak pergi ke uma sabab mereka semua mau tahu
siapa suami darai Dara Nante. Acara dimulai dengan bedukun. lalu pak dukun
bertanya dengan ujang yang duduk bersila dengan ibunya diatas tikar kodo.
"nang, kamu tahu siapa ayah kamu dan dimana dia tinggal?"tanya pak
dukun. "aku ajom tau siapa ayah saya,tapi kalau mereka ingin tahu siapa
ayah saya, caranya mudah sekali. tolong carikan saya tangui. nanti kalau tangui
ini saya lempar, kepala siapa yang akan di tungkup oleh tangui ini maka itulah
ayah saya. sebenarnya dukun sudah tau apa yang akan dikatakan ujang, tapi untuk
memestikan orang kampung birkanlah ujang sendiri yang bilang caranya. pak dukun
mengambil tangui
kemudian rambut ujang di potong 3 helai dan diselipkan ditangui bagian
bawah."mengapa rambut ujang diselipkan disini pak dukun?"tanya Dara
Nante, rambut ini nantinya yang akan mencari dari mana ia berasal. kemudian
tanggui itu dilemparkan oleh si ujang dan berputar-putar keangkasa menuju
kearah hulu.melihat arah tanggui, maka ketua adat segera memerintahkan para
pemuda kampung untuk menyiapkan peralatan dan mengikujti arah tnggui itu.
dengan rasa persaudaraan dan gotong royong yang tinggi,para pemuda kampung
segera menyiapkan perahu beserta perlengkapannya dan segera mengikujti kemana
arah tanggui itu. sudah dua hari dua malam rombongan Dara Nante dalam
perjalanan, hingga sampailah mereka pada sebuah desa,yhaitu Desa entabai. di
desa ini tanggui itu berputar-putar dan jatuh ketanah. mereka berfikir sejenak
bahwa mungkin orang yang mereka cari ada di desa ini. kemudian tanggui itu
dilempar lagi oleh si ujang dan berputar-putar menuju kearah hulu kampung
tersebut. setelah berputar beberapa kilometer kearah hulu, tanggui itu lalu
jatuh menutupi kepala Babai Cinga yang sedang mencangkul. Sedikit diceritakan
latar belakang kehidupan Babai Cinga. Babai Cinga memiliki beberapa orang
saudara. ia berasal dari desa Entabai. ia
mengidap penyakit kulit berupa lepra atau kuru yang sangat menjijikan. melihat
keadaan Babai Cinga yang begitu menjijikan,masyarakat kampung Entabai merasa
resah dan takut kalau-kalau penyakit itu akan menular kepada mereka. akhirnya
atas kesepakatan bersama Babai Cinga diasingkan kesebuah daerah yang tidak ada
penduduknya. sekarang desa itu bernama desa nanga jeri. didesa inilah Babai
Cinga hidup sendirian. ia membangun pondok dan bercocok tanam sebagaimana hidup
orang suku dayak pada waktu itu. dalam pengasingannya itulah akhirnya Babai
CInga ditemukan oleh rombongan Dara Nante dan anaknya,dan akhirnya Babai Cinga
dibawa oleh rombongan tersebut berangkat kembali ke Desa Bongkal. sesampainya
di desa Bongkal, mereka disambut oleh masyarakat kampung yang ingin mengetahui
siapa suami Dara Nante dan bagaimana rupa wajahnya. tetapi alangkah terkejut
dan jijiknya orang kampung, terlebih-lebih orang tua Dara Nante melihat orang yang memakai tanggui yang dibawa oleh pemuda kampung."beginikah
suami anakkku? alangkah malangnya nasib anakku,"keluh Ibu Dara Nante.
setelah termangu beberapa saat, ketua adat mempersilahkan Babai Cinga untuk
naik ke rumah dan berkumpul kembali di balai adat. mkemudian ketua adat
mempersilahkan Pak Dukun untuk bertanya mengenai hal-hal yang berhubungan
dengan orang yang dihadapan mereka itu. "sispa namamu, nak?" tanya
pak dukun . "nama saya Babai cinga," kamu berasak dari kampung mana
dan apakah tanggui telah menyungkup kepalamu?"yanta pak dukun lagi.
"saya berasal dari kampung entabai dan tanggui ini telah menyungkup kepala
sayaketika saya sedang mencangkul dikebun,"jawab Babai Cinga seadanya
dengan masih diliputi perasaan bingung dengan keadaan disekelilingnya. belum
habis rasa bingungnya itu kemudian pak dukun berbicara lagi."{bagaimana
Dara Nante,apakah kamu mau menerima Babai Cinga ini menjadi suamimu?"
tanya pak dukun sambil menunjukkan jarinya kearah Babai Cinga yang sedang duduk
dalam kebingungan. "sesuai dengan janji dan hasil berdukun,maka saya
terima Babai Cinga menjadi suami saya walau bagaimana pun keadaannya, tegas
Dara Nante sambil memandang babai cinga tanpa memperlihatkan perasaan jijik.
mendengar jawaban dara nante,penduduk kampung bongakl gempar,apalagi babai
cinga bingungnya semakin menjadi-jadi sehingga akhirnya ia pun
bertanya"apa yang sebenarnya terjadi disini?". melihat babai cinga
bingung,pak dukun pun bercerita tentang hal yang menimpa dara nante, mengapa
dia dibawa kemari untuk dijadikan suami dara nante. mendengar penjelasan pak
dukun,babai cinga semakin bingung. bagaimana mungkin ia ditempat perasingan
yang jauh dihulu desa entabai dapat membuat dara nante menjadi hamil. inilah
yang perlu diketahui oleh semua orang,bagaimana dara nante bisa hamil oleh
babai cinga. Mulailah 'pak dukun bercerita, babai cinga di perasinagnnya selalu
menanam mentimun dan mentimun itu selalu berbuah dengan lebatnya sehingga
merambat sampai ketepi sungai dan dihulunyababai cinga membangun sebuah jamban.
tanpa disadari salah satu dari buah mentimun yang bergelantungan mengenai air
sungai,setiap babai cinga buang air kecil, selau saja mengenai buah mentimun
itu. lama kelamaan buah mentimun itu lepas dari tangkainya dan kemudian hanyut
ke daerah tempat dara nante tinggal.dan ditemukan oleh dra nante. kemudian
mentimun itu di makan oleh dara nante akhirnya dara nante pun menjadi
hamil.demikian akhir cerita pak dukun dan untuk mempertegas ceritanya maka
bertanyalah pak dukun" apakah benar kamu ada menanam buah mentimun
ditempat pengasinagnmu?"tanya pada babai cinga. 'benar pak
dukun",jawab babai cinga dengan perasaan sedikit lega karena kebingungannya
itu sedikit terjawab."dara nante coba kamu ingat-ingat ,apakah benar
delapan tahun yang lalu kamu menemukan dan memakan buah mentimun yang hanyut
dari hulu sungai?"tanya pak dukun lagi. dara nante yang duduk berdampingan
dengan si ujang,menjawab'benar pak dukun,waktu itu kamisedang mandi
beramai-ramai diungai,tiba-tiba saya melihat buah mentimun yang hanyut,kemudian
saya ambil dan saya makan buah mentimun itu".jadi jelaslah sudah semua
permasalahannya. untuk selanjutnya kita serahkan saja kepada kedua orang tua
dara nante dan babai cinga. atas saran dari ketua adat maka ditentukan hari
pernikahan merek ayaitu dua hari setelah hari ini. pada hari yang ditentukan
semua warga kampung bingkal hadir pada upacara pernikahan itu. setelah pesta
pernikahan usai dan tamu-tamu pun sudah pulang kecuali pak dukun,ketua adat dan
beberapa pemuka masyarakat lainnya diminta untuk tinggal sebentar oleh orang
tua dara nante. mereka meminta bantuan mengenai satu hal lagi yaitu mengenai
penyakit babai cinga. ayah dara nante bertanya pada pak dukun,apakah penyakit
babai cinga dapat diobati?" mendengar pertanyaan ayah dara nante, pak
dukun tersenyum dan menjawab,"jangan khawatir pak tua,penyaki tbabai cinga
akan disembuhkan oleh dara nante sendiri sebab ini bukan penyakit biasa melainkan
penyakit kutukan. kutukan itu akan hilang apanila ada orang yang menyayanginya.
siapa yang telah mengutuknya,pak dukun?"tanya ibu dara nante keheranan.
siapapun yang mengutuknya kita tidak perlu tahu, itu rahasia babai cinga.untuk
menyembuhkannya, setiap babai cinga mandi suruh dara nante menggosok seluruh
badannya dengan sabut kelapa,"jawab pak dukun sambil memberi penjelasan
pada orang tua dara nante. maka di bawalah babai cinga mandi kesungai di bantu
dara nante dengan menggosokkan badan suaminya. dan keanehan pun terjadi, setiap
badan babai cinga di celupkan ke air sedikit demi sedikit kuru (kudis) yang
menempel di tubuhnya hilang. dara nante pun heran melihat keajaiban itu, untuk
menjawab keheranan itu ketika suaminya mencelupkan badannya ke air,ia pun ikut
menyelam dan dilihatnya penyakit kuru suaminya dimakan ikan-ikan kecil bergaris
merah yang oleh penduduk setempat dinamakan ikan korak. melihat kejadian
itu,dara nante bersumpah bahwa semua keturunannya tidak boleh memakan ikan
korak tersenut karena jasa ikan korak inilah babai cinga sembuh dari
penyakitnya dan kulitnya dpat kembali normal seperti sedia kala. setelah babai
cinga memiliki beberapa orang anak,mereka pun pindah kesebuah desa yang mereka
bangun sendiri yaitu SANGGAU namanya.
B. Analisis
Kisah Putri Daranante
Cerita
Dara Nante merupakan cerita yang disampaikan dari mulut-kemulut, biasanya
cerita disampaikan kepada orang tua kepada anaknya sebagai suatu pengisi waktu
senggang antara orangtua dan anak, tetapi ada juga cerita yang telah dibukukan
agar generasi muda sanggau mengetahui cerita yang berasal dari wilayahnya. Kini
Dara Nante digunakan sebagai nama keraton sanggau yang letaknya ada di muara
kantu.
Yang
akan dianalisis dari cerita rakyat di atas :
·
Unsur intrinsik
·
Penokohan
·
Amanat
·
Sipnosis
a)
Unsur
intrinsik
Ø Tema : kesalahpahaman terhadap Daranante
Ø Alur : campuran
Ø Sudut
pandang : Orang ketiga
Ø Latar
o Tempat : Kabupaten Sanggau
o Waktu : Dari hari ke hari
o Suasana : Menegangkan
Ø Tokoh :
Dara Nante
Babay Cinga
Ayah Dara Nante
Ibu Dara Nante
Anak Dara Nante
Dukun
Kepala Adat
b)
Penokohan
Dara Nante,
jujur, dan selalu sabar menghadapi masalah-masalah;
Babay Cinga,
tabah dan sabar menghadapi masalahnya;
Ayah Dara Nante,
jujur dan bersemangat membangun kehidupan;
Ibu Dara Nante,
pengertian, penyabar dan sayang terhadap putrinya;
Anak Dara
Nante, ceria;
Dukun, Ahli,
dalam pekerjaan dan dapat mencairkan suasana;
Ketua Adat,
selalu menaati aturan.
c)
Amanat
Sabarlah
menghadapi cobaan hidup, karena pasti tuhan telah merencanakan jalan keluar
untuk kita.
d)
Sinopsis
Berawal dari
cerita seorang putri yang tiba-tiba saja membuat riuh warga desa karena
kehamilannya. Putri tersebut juga tidak mengetahui penyebab kehamilannya,
karena ia tak perhah berhubungan dengan pria manapun. Karena hal itu menurut
kepercayaan ,semua warga desa hendak menghukumnya karena jika tidak akan timbul
masalah di kampung tersebut. Sampai akhirnya dipanggil seorang dukun untuk
melihat siapa sebenarnya suami putri tersebut. Hasilnya, harus menunggu anak
dari kandungan tersebut berusia delapan tahun barilah bisa mengetahui ayah
siapa ayahnya.
C.
Lagu Bumi Daranante
Bumi
daranante...
Tanah
leluhur sanggau..
Berawal dari
kisah...
Putri nan
jelita..
Dara Nante
kini kenangan
Bagi kemi
semua..
Kenangan di
hati kami
Untuk membangun
Sanggau
Kini tanah
Sanggau
Manis indah
dan permai
Sejuk
tentram dan damai
Bumi dara
nante
D.
Kisah Pancur Aji
Pancur Aji terletak di Kecamatan Kapuas, Kabupaten
Sanggau. Orang-orang zaman dulu percaya saat airnya pasang akan muncul pusaran
air yang besar dan akan muncul air terjun 7 tingkat. Konon katanya jika bermain
di Pancur Aji harus menjaga sikap dan ucapan yang akan diucap kalau tidak
penjaganya akan marah. Misalnya ketika orang berucap kotor dan kalau orang yang
berkunjung melakukan hal diluar batas maka bisa saja orang tersebut bisa
ditenggelamkan oleh penjaga tempat tersebut, dan konon katanya penjaga tempat
tersebut masih menjaga Pancur Aji sampai sekarang. Di Pancur Aji selain
memiliki penjaga juga memiliki benda mistis yang dipercaya masyarakat sekitar
milik penjaga Pancur Aji.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Cerita rakyat merupalan warisan budaya kita dan merupakan
suatu Sastra Nusantara yang diturunkan gari generasi ke generasi, dari zaman ke
zaman. Perlu adanya kesadaran bagi diri kita untuk terus mengingat serta
melestarikannya agar generasi kita kita yang selanjudnya mengetahui pula cerita
yang ada di daerahnya. Dengan begitu maka Sastra Nusantara terutama yang ada di
daerah kita dapat terus di ingan oleh masyarakatnya.
Dasar yang perlu kita tanamkan yaitu kemauan bagi diri
kita untuk mengingatnya; kemauan kita untuk membagikannya kepada anak cucu
kita, baik sebagai pelipur lara ataupun sebagai hiburan semata. Hal itu akan
berguna bagi pengetahuan anak cucu kita tentang daerah asalnya, daerah dimana
tempat ia dilahirkan.
B. Saran
Untuk para generasi penerus, jangan segan untuk berbagi
karya Sastra Nusantara kepada generasi penerus kita, untuk menjaga
kelestariannya hingga sastra tersebut akan tetap ada hingga generasi generasi
berikutnya.
Untuk para pendidik juga perlu untuk mengingat dan
mengetahui warisan Sastra Nusantara, agar dapat mambagikannya kepada peserta
didik kita.